Hallo..
Perkenalkan namaku Haekal Aria Dian Prakoso. Sekarang aku duduk di bangku kelas 11 SMAN 1 Lawang di Kabupaten Malang dan merupakan seorang alumni dari MTsN 3 Malang atau yang dulu bernama MTsN Lawang. Pada Januari 2021 aku akan berumur 17 tahun dan sekarang adalah anggota baru Teens Go Green Indonesia Batch 2. Pada kesempatan kali ini aku akan menceritakan sedikit kisahku tentang pengolahan sampah sewaktu duduk di bangku SMP. Jadi cerita ini sekitar 2 tahun yang lalu.
Pada waktu awal aku masuk SMP aku mencoba untuk mendaftar menjadi pengurus OSIS & MPK dan ternyata aku diterima sebagai pengurus. Tentu pada saat itu aku masih buta atau belum tau banyak tentang program-program yang ada di OSIS & MPK tersebut, setelah dilakukan pengenalan ternyata ada 1 program yang belum lama dijalankan, yakni "Bank Sampah."
Saat itu aku masih belum tau sama sekali apa itu Bank Sampah, lalu setelah dikenalkan program tersebut terlihat sangat menarik. Pada awalnya program tersebut merupakan salah satu program kerja OSIS & MPK MTsN Lawang (sekarang berubah menjadi MTsN 3 Malang). Jadi disetiap kelas dan sudut-sudut sekolah sudah disediakan tempat sampah organik dan non-organik, seluruh siswa/i diharuskan membuang sampah di tempat sampah sesuai dengan jenis sampahnya.
Kemudian, setiap hari Jumat sampah tersebut di setorkan kepada pengurus OSIS & MPK. Lalu pengurus akan memilah dan membersihkan sampah-sampah yang masih bernilai tersebut. Memang pada awalnya masih banyak pengurus yang jijik ketika bertugas, tapi seiring berjalannya waktu semua itu kita lakukan dengan senang hati dan juga ikhlas.
Setelah sekitar 1 tahun aku menjadi pengurus ternyata program bank sampah tersebut mulai dilirik oleh pihak sekolah dan pihak sekolah berencana menseriusi program ini sehingga dinamakan dengan "Bank Sampah Laskar Pelangi Matsaneti." Pihak sekolah menunjuk satu guru untuk mengkoordinasi jalannya program ini. Sebelum program ini di launching tempat bank sampah tersebut mulai di cat dan dibersihkan agar terlihat menarik. Peluncuran program ini dibarengi dengan hari ulang tahun sekolah, banyak pejabat dari Kementrian Agama yang kagum dengan program ini.
Karena adanya keseriusan pelaksanaan program ini maka pihak sekolah mulai merekrut tim khusus untuk mengurus bank sampah ini yang dinamakan "Tim Laskar Pelangi Matsaneti." Lalu pihak sekolah juga membuatkan buku tabungan untuk setiap kelas, jadi hasil penjualan sampah yang mereka kumpulkan akan masuk kedalam kas kelas. Bahkan penjaga kantin pun diperbolehkan menyetorkan sampah mereka ke bank sampah.
Mekanisme dari penjualan sampah-sampah tersebut diawali dengan pembersihan dan pengelompokan sampah. Beberapa bulan setelah sampah sudah mulai menumpuk maka pihak sekBeberapa bulan setelah sampah sudah mulai menumpuk olah akan memanggil tim bank sampah Kabupaten Malang untuk melakukan penimbangan dan pemilahan sampah-sampah tersebut dan mengangkutnya. Setelah dilakukan perhitungan maka uang tersebut diberikan kepada koordinator program ini, kemudian akan di bagikan ke kelas-kelas sesuai dengan jumlah sampah yang dikumpulkan.
Aku berharap dengan menulis cerita ini dapat menginspirasi banyak sekolah untuk membuat program yang sama kedepannya, agar sampah-sampah tersebut tidak langsung berakhir ke tempat pembuangan akhir dan semua orang dapat belajar untuk tidak membuang sampah sembarangan sedari dini karena saat ini Indonesia berada di urutan kedua penyumbang sampah plastik terbesar di dunia setelah China.
-----
Cerita ini dibuat oleh :
Haekal Aria Dian Prakoso, merupakan Volunteers Teens Go Green Indonesia Batch 2 2020 dengan ID Volunteers TGG20200284. Haikal, begitu sapaan akrabnya merupakan anak muda yang berasal dari Malang, Jawa Timur. Ingin kenal dekat dengan Haikal, silakan cek di instagramnya @haikalarya.
0 Komentar