Seiring berjalannya waktu, jumlah manusia semakin bertambah. Hal ini berarti bahwa kebutuhan pun semakin meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, manusia menggunakan sumber daya serta energi yang besar. Luaran berupa limbah dan emisi yang dihasilkan dari pemenuhan kebutuhan juga tidak sedikit, terlebih jika produk pemenuh kebutuhan manusia dihasilkan tanpa mempertimbangkan dampak lingkungan yang dihasilkan. Memenuhi kebutuhan manusia memang suatu keharusan, namun lingkungan tidak seharusnya menerima kerugian akibatnya.
Akhir-akhir ini, praktik "sustainable living" atau kehidupan berkelanjutan yang dikaitkan dengan gaya hidup ramah lingkungan banyak diterapkan (Salonen and Valtonens, 2018). Tujuan sustanable living adalah memenuhi kebutuhan sehari-hari sembari meminimalisir dampak buruk bagi lingkungan dan menjaga keseimbangan ekosistem (Gale, 2020). Konsep sustainable living merupakan tahapan paling sederhana untuk memperkuat target tujuan pembangunan berkelanjutan. Praktik ini juga merupakan bentuk adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.
Pola pikir yang tepat tentang hidup berkelanjutan merupakan langkah utama yang harus dilakukan untuk dapat mencegah bumi dari kerusakan. Sustainable living adalah tentang bagaimana seseorang merancang perilaku dalam mengkonsumsi produk didasari dengan aspek siklus produk yang digunakan, meliputi asal material produk, pengolahan, dan ketahanan produk (Adityawan et al., 2021). Selanjutnya, manusia dapat menjadi individu yang aplikatif dengan menerapkan 5 aspek, yaitu green water (bijak menggunakan air), green energy (hemat listrik), green waste (mengelola sampah), green consumption (mengkonsumsi produk yang ramah lingkungan), serta green transportation (mengurangi mobilisasi dengan kendaraan berbahan bakar fosil) (Dian, 2019).
Masyarakat juga dapat menyadari kebutuhannya dengan mempertimbangkan betul apakah produk yang diinginkan benar-benar dibutuhkan. Perilaku minim sampah merupakan hal yang tidak boleh dilupakan. Lebih lanjut, masing-masing individu dapat bergabung dengan komunitas lingkungan atau andil sebagai peserta dalam program cinta lingkungan. Hal ini akan meningkatkan semangat dalam menjaga lingkungan karena semua orang berkumpul dalam tujuan yang sama.
Praktik sustainable living dapat meminimalisir timbulan sampah dari sumbernya serta menekan emisi gas rumah kaca. Selain itu, hidup berkalnjutan juga akan berpengaruh pada kondisi ekonomi dan ketersediaan pangan yang lebih baik, menjaga keanekaragaman hayati, serta mencegah kerusakan lingkungan terjadi di masa yang akan datang (Arora, 2019).
0 Komentar